Kontraktor Proyek SDN Kependilan, Ini Tidak Sediakan Body Harnes Pada Pekerjanya
TP | CILEGON— Proyek renovasi Ruang Kelas SDN Kependilan yang menambah ruang kelas di lantai 2, mendapat sorotan dari elemen masyarakat.
Proyek Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Cilegon itu, dikerjakan oleh pihak ketiga Ghiatsa Multi Teknik, yang anggarannya bersumber dari APBD Kota Cilegon hampir setengah miliar atau Rp 448.216.000;
“Kontraktor harusnya profesional dong, lihat aja tuh di atas ketinggian pekerja tidak pakai perlengkapan Safety K3 body Harnes. Padahal jelas aturannya UU Nomor 1 Tahun 1970, pekerjaan diatas dua meter sangat beresiko terjadi laka kerja,” ungkap Ketua LSM Inakor Provinsi Banten, Handi Oktavianus. Sabtu (11/10/2024).
“Bagaimana kalau terjadi kecelakaan kerja? Dindik Cilegon harus tegas ini terhadap pihak pelaksana proyek,” sambungnya.
Dari pantauan langsung di lokasi tampak beberapa pekerja sedang menyiapkan pemasangan rangka atap lantai 2 tanpa memakai body harnes. Ada diantaranya yang tidak pakai helm.
Bahkan di depan gerbang SDN Kependilan didapati saluran drainase yang jebol diduga akibat beban mobil material yang keluar masuk proyek. Namun oleh pihak pemborong tidak kunjung diperbaiki, malah menyumbat aliran drainase dengan kayu agar mobil bisa lewat kembali.
Mandor proyek yang ditemui di lokasi, Yoga membenarkan kalau pihaknya tidak menyiapkan body harnes karena owner perusahaannya tidak menyediakan untuk pekerja.
“Yang kerja orang Serang kang, tapi pemborongnya orang sini Pak Haji Ali, kemarin mah kesini, kita gak dikasih body harnes,” ucapnya.
Saat dikonfirmasi, owner perusahaan Ghiatsa Multi Teknik, Ali Musa melalui telepon selulernya mengakui, dirinya belum menyediakan perlengkapan Safety K3 tersebut. Padahal pekerjaan sejak beberapa pekan sudah berada di ketinggian.
“Iya banyak body harnes mah digudang nanti tak kirim,” ucapnya santai.
Diketahui, dalam tahun ini di proyek APBD Kota Cilegon yang tersebar di OPD OPD, sudah kedapatan beberapa pekerja yang terjatuh dari ketinggian karena pihak kontraktor diduga lalai menyediakan perlengkapan Body Harnes untuk pekerjanya. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian serius oleh para pejabat pengguna anggaran.( red )